SINGARAJA, Balibersuara.com – Mayoritas siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Informasi (TI) Global Singaraja berminat untuk magang kerja ke Jepang.
Berdasarkan kuesioner yang diberikan oleh PT Mitra Bisnis Ciptakarya (MBC), sebuah unit bisnis Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Stikom Bali yang mengelola program magang ke Jepang, bekerjasama dengan Yayasan Dwipahara, lembaga pelatihan bahasa Jepang dan penempatan tenaga kerja di Jepang, mencatat 52,8% atau 37 responden dari 70 responden menyatakan minat untuk magang ke Jepang.
Kuesioner diberikan saat sosialisasi Program Kuliah D3 Informatika di ITB Stikom Bali sambil magang di Jepang, yang dilakukan oleh MBC bersama Yayasan Dwipahara, pada Jumat (31/1/2025) di SMK TI Global Singaraja.
Alasan banyak siswa yang tertarik magang ke Jepang adalah keinginan untuk mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri dengan industri yang maju. Pasca perang dunia kedua memang Jepang menjadi salah satu negara yang berhasil maju dengan industrialisasi. Produk Jepang seperti mobil, sepeda motor hingga produk elektronik lainnya tersebar di seluruh dunia.

Alasan kedua siswa SMK TI Global Singaraja berminat magang kerja di negeri sakura yakni untuk mendapatkan penghasilan atau gaji yang besar sehingga bisa membantu ekonomi keluarga. Humas SMK TI Global Singaraja, Tirtha menjelaskan mayoritas siswa di SMK TI Global Singaraja berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka ingin segera mendapatkan penghasilan untuk membantu perekonomian keluarga.
“Siswa kami di sini, mayoritas dari kalangan keluarga yang kurang mampu, mereka memilih sekolah disini karena memang biayanya murah,,” jelas Tirtha, Jumat (31/1/2024).
Tirtha menjelaskan program yang ditawarkan oleh MBC dan Dwipahara sangat tepat untuk siswa SMK TI Global Singaraja. Karena selain magang kerja, siswa tetap bisa kuliah di ITB Stikom Bali secara online di sela – sela mereka kerja.
Sementara itu, Rektor ITB Stikom Bali, Dr.Dadang Hermawan menjelaskan program magang ke Jepang sambil kuliah di ITB Stikom Bali merupakan solusi yang ditawarkan bagi siswa kurang mampu. Program ini sudah berjalan lebih dari satu tahun, dan sudah banyak memberangkatkan mahasiswa ke Jepang.
Rektor ITB Stikom juga menjelaskan program ini sebagai upaya meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi Indonesia yang masih rendah, berada di angka 39,3%.
“Padahal negara – negara maju sudah diatas 80%, Singapura sudah 91%, ini yang harus dikejar, yang rawan tidak melanjutkan kuliah adalah mereka secara ekonomi menengah ke bawah, dengan program magang sambil kuliah ini diharapkan bisa meningkatkan APK perguruan tinggi kita,” jelas Dr.Dadang Hermawan.